Senin, 31 Oktober 2016

Lo Kheng Hong sang "Warren Buffett" Indonesia

    Lo Keng Hong dalam sebuah seminar menceritakan bahwa semasa kecil merasakan kehidupan yang susah. Rumahnya di Jakarta sempit, hanya selebar empat meter. Ia mulai kuliah malam jurusan Sastra Inggris di Universitas Nasional, Jakarta sambil tetap bekerja sebagai pegawai tata usaha di PT Overseas Express Bank tahun 1979.



    Memulai menjadi investor saham dengan usia sudah tidak muda lagi, 30 tahun, pada tahun 1990  pindah bekerja di Bank Ekonomi dan akhirnya tahun 1991 menjadi kepala cabang. Setelah bekerja selama 17 tahun, ia berhenti bekerja dan berkonsentrasi penuh menjadi seorang investor saham.

   Lo Keng Hong  Selalu berusaha hidup hemat. uang yang ia punya ia belikan saham. Membeli yang perlu saja, seperti kebutuhan pokok. Mungkin orang lain jika dapat uang akan dikonsumsi, atau ditaruh di deposito. Kebanyakan orang uangnya dikonsumsi, misalnya dibelikan mobil, handphone. Sementara, ia adalah orang yang paling anti membeli mobil, karena nilainya turun. Sampai tahun 2014 ia masih pakai mobil yang sudah berusia 10 tahun.

Saham Ibarat Harimau

   Pak Keng Hong mengibaratkan saham itu seperti bianatang buas harimau, Investor A memandang bursa efek seperti memandang harimau sebagai binatang yang ganas dan mematikan, sedangkan investor B memandang harimau sebagai binatang yang bisa dimanfaatkan (pengusaha taman safari) yang bisa untuk mencari uang.

Tentang Bagaimana Membeli Saham yang baik

  "Buy what you Know, and Know what you Buy" kita harus tahu apa yang dibeli, jangan membeli kucing dalam karung. "Tuhan itu Maha Pengampun, namun bursa saham tidak kenal ampun pada saham yang tidak dikenal" ungkapnya.

   Saham yang baik tidak lepas dari perusahaan nya sendiri, perusahaan yang baik harus mempunyai manajemen yang baik, dikelola oleh orang yang jujur dan profesional, mempunyai integritas dan berkapasitas. Sebagai investor, kita harus tahu manajemen perusahaan agar jangan sampai membeli perusahaan yang dikelola oleh orang yang mengambil uang perusahaan untuk memperkaya diri. Selain itu investor juga harus memilih sektor perusahaan yang bagus, misalkan hindari perusahaan tekstil yang harus berjuang menghadapi produk-produk murah dari luar negeri. Menghindari perusahaan yang merugi terus menerus.

   " Kalau kita mempunyai perusahaan yag untung besar, kita seperti memiliki mesin pencetak uang" lihat laporan keuangan nya ROE, DER, EPS dan lain2. Belilah perusahaan yang mempuyai valuasi yang murah daripada yang mempunyai valuasi mahal (PER). 

Berikut video yang penulis ambil dari youtube tentang beliau:



Source :, youtube, berbagai sumber

Mutia Hatta dan saham Unilever

    Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di era pak SBY Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono lahir di Yogyakarta, 21 Maret 1947, Meutia adalah putri mantan wakil presiden dan proklamator Indonesia, Mohammad Hatta.
Sumber Wikipedia
   Pada Tahun 1990 Prof Edi Swasono menghadiahi 4 lot saham UNVR saat bu Mutia Ulang tahun (waktu itu 1lot masih 500 lembar). dan ketika tahun 2012 saat saham UNVR sudah naik berkali lipat akhirnya dijual karena digunakan untuk membiayai program doktoral beliau. Meutia mengatakan sudah saatnya perempuan yang lebih banyak menjadi investor, "Investasi bukan milik asing dan milik laki-laki, tapi juga perempuan"

  Pada saat ini kemudahaan investasi di Pasar Modal khususnya saham menjadi alternatif investasi yang sangat menguntungkan. Memang diperlukan riset, bahkan kalau perlu harus mengikuti seminar dan berlangganan riset saham. untuk menjadi investor yang handal tidak cukup belajar ekonomi saja, tetapi juga psikologi investasi. 

   Ibu Mutia membeli saham UNVR pada tahun 1990 dan membiarkan nya hingga tahun 2012, berapa dividen yang telah beliau terima, tentunya sangat banyak.. Jika di pasar modal, Ibu Mutia ini termasuk investor jangka panjang seperti Warren Buffett, membiarkan saham yang bertumbuh untuk menjadi lebih besar lagi.
 

Source :http://finance.detik.com/sosok/d-579516/meutia-hatta-jual-saham-untuk-sekolah

Jumat, 14 Oktober 2016

Analisa Fundamental (Teori Dasar)

   Pengertian Analisa Fundamental adalah analisa yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan publik.  Analisa ini biasanya meliputi: Analisa Ekonomi, Analisa Industri, dan analisa keuangan perusahaan/ Fundamental perusahaan.

Analisa Ekonomi 
     Analisa Ekonomi adalah analisa yang mempelajari tentang suatu kondisi perekonomian sekarang secara umum dan pengaruhnya di waktu yang akan datang pada suatu Negara. Dalam melakukan analisa ekonomi digunakan beberapa ukuran aktivitas ekonomi:
  •  PDB (Produk Domestik Bruto), adalah jumlah agregat barang dan jasa yang telah diproduksi oleh ekonomi nasional dalam suatu periode.
  •  Inflasi, adalahpeningkatan harga rata-rata barang dan jasa yang diproduksi oleh system ekonomi dalam periode tertentu.
  •  Tingkat Suku Bunga, adalah ukuran keuntungan investasi bagi pemodal atau biaya modal yang harus dikeluarkan oleh peminjam dalam periode tertentu.
  • Fluktuasi Nilai Tukar, Harga rupiah terhadap  mata uang Negara lain (biasanya US Dollar).


Analisa Industri

     Adalah analisa yang mempelajari keadaan kompetitif dari suatu sector industry dalam hubunganya dengan yang lain serta mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang mempunyai potensi pada suatu sector industry tertentu. Beberapa factor penting dalam analisa industri : Penjualan, Laba, Dividen, Struktur Modal, Regulasi ,Inovasi.

Identifikasi Perekonomian Makro:
Beberapa Industri mampu beroperasi cukup baik dalam kondisi resesi, edangkan yang lain sangat jelek. Untuk itu perlu dikelompokan berdasarkan:
  • 1Growth Industry : Yaitu indutri yang mempunyai laba jauh lebih tinggi dari rata-rata industry (missal TLKM).
  • 2Defensive Industry: yaitu industri yang tidak banyak terpengaruh dengan kondisi perekonomian (misal UNVR)
  •   Cyclycal Industry, yaitu industri yang sangat peka terhadap perubahan kondisi perekonomian (ASII).
  • Analisa Kualitatif: yaitu untuk melihat prospek industri di masa yang akan datang. Aspek-aspek kualitatif tersebut diantaranya: Kinerja, Historis, Kebijakan pemerintah, Perubahan struktural.
  • Ekspetasi: adalah bagaimana prospek suatu industry di masa yang akan datang. Melihat industri yang akan memberikan peningkatan laba. Industri apa yang kemungkinan besar terpengaruh oleh kondisi politik.

Analisa Keuangan Perusahaan/ Fundamental perusahaan
   Untuk melakukan analisa keuangan perusahaan biasanya dilakukan dengan analisa rasio yang terdiri dari: Rasio Likuiditas (Liquidity ratios), Ratio Aktivitas (Activity ratios), Ratio Rentabilitas (Profitability ratios),Rasio Solvabilitas (Solvability ratios)  Rasio Pasar (Market Ratios).

Rasio Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, rumusnya sebagai berikut:
Rasio Aktifitas adalah kemampuan serta efesiensi perusahaan didalam memanfaatkan aset-aset yang dimilikinya:

Rasio Rentabilitas adalah menunjukan seberapa besar tingkat keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan (rasio profitabilitas), rumusnya sbb: 
EAT = Earning After Taxes.

Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut juga dengan Rasio Leverage.
Rasio Pasar menunjukkan informasi penting dari perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk kinerja saham






Rabu, 12 Oktober 2016

The Power of UNVR

   Tahun 2012 saya bertemu dengan teman lama saya, kebetulan teman saya itu juga seorang investor saham di BEI. Setelah saya tanya berapa lama sudah berinvestasi di pasar modal, dia mengatakan sudah sekitar 7 tahun. Saham apa yang biasanya dibeli? dia menjawab saham BBRI dan UNVR. namun dia enggan mengatakan jumlah nominalnya. Kebetulan saya menceritakan kepadanya bahwa saya berinvestasi di pasar modal akhir tahun 2010, dan saat ini sebagai tarder aktif. Dia juga menceritakan pengalamanya terkena krisis global tahun 2008, pada saat itu uangnya tinggal 20%. waktu itu dia juga seorang trader aktif, sampai pada akhirnya tahun 2008-2009 menjadi titik balik bagi dia. karena merasa uang tinggal 20%, dia belikan semua uang itu di saham UNVR yang saat itu harganya 9000. dengan putus asa, dia mengomel pada diri sendiri katanya, "terserah mau naik ya syukur mau turun ya monggo, saya sudah kapok"  Waktupun terus berlalu, dia sudah iklhaskan semua pada YME katanya.

   Tahun 2011 pertengahan, dia mendengar bahwa bursa saham sudah sangat membaik, iseng-iseng dia buka akun sahamnya, dia kaget karena harga saham UNVR sudah melesat hampir 2x nya yaitu menjadi 17800. Tak hanya itu, uang cash nya juga nambah, gara-gara dapat deviden per tahun nya. dari kejadian itulah dia memutuskan untuk menambah jumlah saham UNVR.
  
    Kejadian seperti yang dialami teman saya memang kadang sering banyak terdengar di antara pemain saham, namun kenyataan nya memang yang didiamkan yang paling menguntungkan.  Namun saya mulai berpikir, apabila yang di beli waktu itu adalah saham BUMI... apakah kira-kira teman saya itu juga akan nambah jumlah sahamnya ya?.. Hmmm saya yakin teman saya akan meninggalkan bursa saham... coba apabila anda adalah sebuah nasabah di sebuah sekuritas yang mayoritas kebanyakan adalah orang yang sudah orang tua, tanyakan apakah banyak sesama nasabah disekuritasnya yang nyangkut di saham BUMI dengan harga >2000. Pasti jawabanya banyak!!! saya yakin itu. Saya akan memperlihatkan grafik saham UNVR dan BUMI dibawah ini:

Grafik Saham UNVR ( 10 th )

Grafik Saham BUMI ( 10 th )


   Dari grafik diatas, jelas terlihat bahwa saham UNVR mengalami kenaikan yang luar biasa selama 10 tahun teakhir. sedangkan saham BUMI mengalami kenaikan yang fantastis pada periode 2007 sampai puncaknya pertengahan 2008 sebelum krisis keuangan global. tahun 2006 harga saham BUMI baru sekitar 1000 an, sedangkan pertengahan tahun 2008, harganya sempat menyentuh level 8000, yang berarti dalam waktu 2,5 tahun saja investor bisa untung 8x lipatnya, fantastis!!! Namun investor yang masuk pada pertengahan 2008 akan mengalami kerugian yang luar biasa apabila sahamnya dijual setelah tahun 2009. kenaikan dan penurunan yang begitu besar pada saham BUMI disebabkan harga batubara yang naik luar biasa pata tahun 2007-2008.

   Berbeda dengan saham BUMI, saham UNVR tahun 2007-2009 sepertinya tidak terpengaruh terlalu signifikan, malah di tahun tersebut terlihat adanya kenaikan. dari sisi fundamentalnya, saham UNVR tergolong saham bluechip yang defensif, yang artinya walaupun saham lain naik turun terlalu banyak, saham UNVR akan naik-turun dengan stabil. keadaan ini disebabkan karena produk-produk UNVR merupakan produk yang dibutuhkan masayarakat sehari-hari, dari sabun, pasta gigi, makanan, minuman dan masih banyak lagi kebutuhan pokok yang diproduksi oleh perusahaan ini. Jadi walaupun krisis 2008 menghantam saham ini tetap membukukan laba yang bertumbuh, karena tidak mungkin manusia tidak memakai sabun mandi ataupun tidak mungkin manusia tidak sikat gigi, bau euyyy..

   Nah sekarang tinggal bagaimana pinter-pinternya anda memilih saham dari segi fundamentalnya, kalau mau kejebak di saham yang terus turun silahkan dicari fundamental perusahaan yang seperti BUMI, namun kalau ingin memilih saham yang terus naik, silahkan dicari saham yang seperti UNVR..

Menabung Saham Salah satu cara Investasi terbaik Bag 2


MENABUNG SAHAM
      Menabung adalah salah satu cara untuk berharap mempunyai uang lebih di masa yang akan datang. Apabila anda menabung di bank dan berharap 5 tahun ke depan akan mendapatkan uang yang lebih, maka hasil tabungan merupakan akumulasi dari tambahan uang per bulan anda menabung. Masalahnya pada 5 tahun ke depan, nilai uang saat ini berbeda dengan nilai uang pada 5 tahun kedepan. pada saat itu, nilai uang anda tentu akan termakan oleh inflasi. Inflasi adalah penurunan nilai mata uang, yang disebabkan kenaikan harga barang yang terus menerus.

   Jadi misalkan anda ingin membeli sebuah rumah dengan harga sekarang, namun harus nabung dulu 5 tahun untuk bisa membayar secara lunas, maka pada saat 5 tahun yang akan datang harga rumah tersebut kemungkinan sudah naik 3 kalinya dan uang anda tetap tidak cukup untuk membeli rumah tersebut. Kembali ke hal yang berkaitan dengan investasi saham, apakah dengan berinvestasi di saham, uang kita akan mempunyai nilai yang akan mengalahkan nilai inflasi tiap tahun?

      Pertama anda harus mengetahui tentang investasi saham terlebih dahulu agar tidak terjebak dalam saham yang tidak bagus, kedua pilihlah saham yang mempunyai kenaikan yang tetap dan membagikan dividen. Ketiga cari strategi untuk menyusun portofolio anda, saham apakah yang layak sebagai tabungan? Saham yang layak untuk ditabung harus mempunyai ciri-ciri: kapitalisasi besar, dikoleksi oleh fund manager besar, rajin membagikan dividen. Contoh ciri-ciri saham diatas diantaranya : BBRI, INTP, TLKM. berikut simulasi apabila menabung di TLKM:


      Harga rata-rata saham TLKM yang ditabung adalah seperti tabel diatas, sedangkan per bulannya tidak pasti menabung. pada saat bln Desember 2013, aktivitas menabung dihentikan, sehingga rata-rata tabungan di saham TLKM adalah di harga 1594. Beberapa waktu telah berlalu (sekitar 1,5thn) tepatnya di bulan November 2014, saham TLKM tersebut dijual semua di harga 2700. Dengan tidak memperhitungkan jumlah lot yang dibeli maka, keuntungan yang didapat adalah ((2700-1594)/1594)x100% = 69 % selama 3 tahun, sangat banyak bukan? hehehe. Hasil diatas belum termasuk tambahan dividen tiap tahunya lho!!!

Hati-hati terhadap saham seperti ini:


    Saham di atas adalah BUMI resource, bayangkan kalau nabung di saham itu, maka investor malah kehilangan beribu persen dalam waktu 3 tahun!!!! maka akan lebih baik menabung di saham yang pasti naik nya saja. Lihat Fundamentalnya, jangan lihat sebatas rumor!!!
note: Penulis mempunyai teman yang telah menabung di saham BBRI sejak 3 tahun yang lalu, dan sampai sekarang masih dibiarkan untung dan menikmati dividen, ngikut om Warren Buffett yang udah lama berhasil hehehe...

     Sebelumnya saya akan bertanya kepada anda? saham perusahaan apakah yang selalu dibutuhkan oleh semua orang?Yup betul saham yang berkaitan dengan kebutuhan pokok (papan, sandang, pangan). Tetapi apakah semua perusahaan di sektor tersebut bisa dikoleksi semua? tentu tidak bukan!!! misalkan sektor konsumer yang patut dikoleksi saat ini adalah INDF, AISA, MYOR. Banking BBRI, BMRI, BBNI, BBCA. Telekomunikasi TLKM. Infrastruktur energi PGAS, konstruksi WIKA, PTPP. manufaktur UNVR, properti LPKR, LPCK, CTRA, BSDE. Semen INTP, SMGR, Farmasi KLBF dll. pada intinya carilah saham yang tumbuh dan hutang kecil, sekali lagi tumbuh dan hutang kecil. Berikut Beberapa contoh grafik harga saham yang tumbuh:
BBRI
UNVR

Contoh saham yang tidak tumbuh misalnya BORN, jatuh karena DER (beban hutang) yang menggunung, dan harga batubara yang terus turun.

Selasa, 11 Oktober 2016

Warren Buffett Sang Investor kelas dunia

Warren Edward Buffett lahir pada tanggal 30 Agustus 1930 di Omaha, Nebraska, ayahnya Howard Buffett merupakan seorang anggota kongres. Buffet kecil dikenal dengan anak yang suka menabung dan mencari uang sambilan, dia bekerja di toko kakeknya sembari berjualan permen karet, coca-cola, dan majalah mingguan dari pintu ke pintu. semasa sekolah menegah atas, dia juga menjadi loper koran, menjual bola golf dan perangko.

   Buffett muda pintar dalam bidang matematika dan bisnis. Selama mengenyam pendidikan di university of Nebraska, Buffett sangat tertarik pada buku The Intelligent Investor, karya Benjamin Graham. Sedangkan Benjamin Graham adalah seorang dosen di Columbia University. Karena Ketertarikannya pada Graham, akhirnya Buffett mendaftar di Columbia University, dengan tujuan agar lebih dekat dengan sang guru. setelah selesai pendidikanya, Buffet kembali ke omaha dan bersama ayahnya mendirikan perusahaan pialang Buffet Falk & Company. saat di perusahaannya inilah Warren Buffet mempraktikan ajaran sang guru Ben Graham. 
Perjalanan Bisnis
” I’m 15 percent Fisher and 85 percent Benjamin Graham. The basic ideas of investing are to look at stocks as business, use the market’s fluctuations to your advantage, and seek a margin of safety. That’s what Ben Graham taught us. A hundred years from now they will still be the cornerstones of investing.”
Dimulai tahun 1952, Buffett bersama ayahnya Howard mendirikan perusahaan pialangFalk & Company. disitulah Buffett menerapkan ilmu Graham, bahwa untuk membeli saham saat nilai nya dibawah nilai wajarnya.
Tahun 1954 Graham mengundang Buffett untuk bergabung dengan perusahaan Graham-Newman Corporation di New York, namun 2 tahun setelah itu Buffett kembali ke Nebraska. 
Tahun 1956 Buffett mulai membentuk Buffett Partnership, Ltd yang terdiri dari 7 orang mitra , sedangkan dia sendiri hanya menginvestasikan sebesar $100. di kemitraan inilah dia membeli saham American Express.
Tahun 1962 kemitraan Buffett membeli sebuah perusahaan tekstil yaitu Berkshire Hathaway. beberapa tahun setelah itu Buffett menutup kemitraan dan membeli lebih banyak saham Berkshire Hathaway dan menjadi pemegang saham pengendali.
Saat ini, dengan perusahaannya Berkshire Hathaway bersama sahabatnya Charlie Munger, Buffett telah menjadi pengendali ratusan perusahaan diantaranya Coca-cola Company, GEICO, American Express, ConocoPhilips, General Electric, dll
Berikut merupakan petuah seorang warren Buffett legenda hidup investor dunia:

 “Rule No.1 is never lose money. Rule No.2 is never forget rule number one.”


Pandangan Buffet tentang membeli saham

    Warren Buffett akan menunggu untuk membeli sebuah saham pada harga yang “pas”. Yang artinya seorang investor harus menunggu dengan sabar peluang ‘bisnis’ pada harga yang benar-benar tepat (murah).

    Banyak investor akan lebih suka mengobrol tentang apa yang akan dilakukan pasar daripada menyibukan diri membaca laporan tahunan. Pemikiran tentang arah masa depan pasar dan tingkat suku bunga dianggap Buffett sebagai “percakapan yang kurang bermakna”. 

Populer

Buku Analisis Fundamental Saham

       Intisari dari buku ini adalah bagaimana cara perusahaan terbuka yang sahamnya ada di BEI untuk mendapatkan laba. Seperti petunj...