Senin, 06 April 2020

Garuda Indonesia (GIAA) dan prospek saat pandemi Covid 19


Garuda Indonesia tbk, perusahaan milik pemerintah Indonesia ini sedang mengalami situasi yang kurang mengenakan saat ini. Pandemi covid 19 membuat industri penerbangan mengalami penurunan omset yang sangat dratis. Sebetulnya tidak hanya penerbangan, pariwisata, perhotelan dan restauran menjadi industri yang paling terdampak. Di luar negeri bahkan WB menjual beberapa saham-saham penerbangan yang telah dimiliki, seperti yang ada di berita.



Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan,
ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah sebagai berikut:

(1) Angkutan udara niaga berjadwal untuk
penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri.
(2) Angkutan udara niaga tidak berjadwal
untuk penumpang, barang dan pos dalam negeri dan luar negeri;
(3) Reparasi dan pemeliharaan pesawat udara, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
(4) Jasa penunjang operasional angkutan udara niaga, meliputi catering dan ground handling baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
(5) Jasa layanan sistem informasi yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga;
(6) Jasa layanan konsultasi yang berkaitan dengan industri penerbangan;
 (7) Jasa layanan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan industri penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk pihak ketiga; dan
(8) Jasa layanan kesehatan personil penerbangan, baik untuk keperluan sendiri maupun pihak bketiga.

 Aset Perusahaan
 
Secara tahunan  aset dan liabilitas perusahaan naik, namun di saat ini memungkinkan di akhir tahun nanti laba bersih perusahaan bisa minus.
 
Sebenarnya sejak perombakan besar manajemen oleh menteri Eric Thohir, di tahun 2019 Garuda Indonesia bisa membenahi keuangannya yaitu dengan efisiensi, namun saat ini sektor penerbangan sedang terkena imbas dari covid 19. 
 Kondisi saat ini harga saham GIAA sudah jatuh dalam lebih dari 60% dari akhir tahun 2019. siapa yang berani ambil di harga terendah? secara fundamental mungkin dalam waktu dekat laporan keuangan 3 bulan di kuartal 1-2 akan minus, dan kuartal 3 mungkin akan mulai membaik. Jika dampak covid 19 ini tidak berkepanjangan, maka ada kemungkinan sebagian orang sudah berani melakukan perjalanan bisnis atau berpergian. Namun jika keadaan tak kunjung membaik, mungkin GIAA belum akan naik. Harga saat ini sebenarnya sudah menarik,tinggal pertanyaanya apakah berani membeli?? keputusan investasi ada di tangan masing-masing investor.

Rekomendasi Buy jika harga turun ke 150-180

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Populer

Buku Analisis Fundamental Saham

       Intisari dari buku ini adalah bagaimana cara perusahaan terbuka yang sahamnya ada di BEI untuk mendapatkan laba. Seperti petunj...